Selasa, 13 April 2010

Kesulitan Siswa Kelas V SD dalam Pembelajaran Pecahan

Pembelajaran matematika di jenjang sekolah dasar mempunyai peranan yang sangat penting, sebab jenjang ini merupakan pondasi yang menentukan bagi jenjang pendidikan berikutnya. Pemahaman siswa dalam pembelajaran matematika di jenjang sekolah dasar diharapkan dapat digunakan bagi kehidupan siswa selanjutnya. Namun kenyataan yang terjadi menunjukkan hal yang berbeda. Banyak siswa mengeluh matematika sulit, tidak menarik, membosankan, bahkan menakutkan. Keluhan ini tentu akan mempengaruhi hasil belajar siswa pada pembelajaran matematika.

Salah satu materi dalam pembelajaran matematika yang dianggap sulit bagi siswa sekolah dasar adalah materi pecahan. Ini disebabkan siswa sekolah dasar terbiasa melakukan operasi hitung menggunakan bilangan bulat. Pada waktu siswa berhadapan dengan operasi hitung menggunakan bilangan pecahan, mereka sulit membayangkan seberapa besar bilangan pecahan tersebut. Oleh sebab itu, pembelajaran matematika materi pecahan harus diberikan secara bermakna kepada siswa sekolah dasar. Selama ini siswa melakukan operasi hitung bilangan pecahan tanpa tahu maknanya. Siswa hanya melihat angka atau bilangan pecahan saja. Pembelajaran matematika yang abstrak ini mudah dilupakan siswa, sehingga guru sering harus mengulang kembali apa yang sudah dipelajari siswa sebelumnya.

Kesulitan siswa kelas V memahami materi pecahan menyebabkan rendahnya kemampuan untuk melakukan operasi hitung menggunakan bilangan pecahan. Kemungkinan penyebab rendahnya kemampuan siswa kelas V dalam melakukan operasi hitung bilangan pecahan adalah pembelajaran yang diterapkan guru masih bersifat konvensional. Pembelajaran berpusat pada guru yang mentransfer pengetahuan kepada siswa. Metode yang digunakan guru adalah ceramah, menjelaskan langkah-langkah mengerjakan soal pecahan yang ada di buku paket, dan tidak menggunakan alat peraga. Siswa kemudian diminta untuk mengerjakan soal-soal pecahan yang ada di buku paket seperti yang telah diterangkan guru. Semua yang dipelajari siswa serba abstrak, dan jauh dari konteks kehidupan mereka sehari-hari.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar